PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA AKAN HASIL FOTOSINTESIS MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH PADA
SISWA KELAS V SD N CELEP 1 NGUTER
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Ahmad Turmudi
ABSTRAK
Tujuan
penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan pemanfaatan
lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan
peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 1 Nguter
Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010.
Penelitian
ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Populasi penelitian diambil
semua siswa kelas V , Teknik pengumpulan data digunakan tes prestasi
belajar buatan guru. Tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Teknik
analisis data digunakan analisis persentase dari perubahan hasil
evaluasi belajar sebelum dan setelah dilakukan layanan bimbingan belajar
dengan tutor sebaya.
Hasil
penelitian menunjukkan 1. nilai rata pemahaman siswa akan peristiwa
fotosintesis siswa Kelas V pada sebelum siklus sebesar 64, pada siklus I
sebesar 72 dan pada siklus II sebesar 77 sehingga terdapat kenaikan
nilai rata – rata dari sebelum siklus ke siklus I selanjutnya ke siklus
II. 2. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan
angka sebesar 61,91 % (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh
peserta 21 siswa ), pada siklus I sebesar 80,95 % ( 17 siswa tuntas
dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa )dan pada siklus II
sebesar 95,24 % ( 20 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta
21 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Melalui pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman siswa akan peristiwa
fotosintesis pada siswa Kelas V SD negeri Celep 1 Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Kata Kunci : pemahaman siswa, fotsintesis, lingkungan sekitar sekolah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
IPA yang berlangsung saat ini menurut pengamatan penulis terkesan belum
maksimal.Hal ini dari beberapa indikator antara lain hasil tes semester
yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ), pengakuan siswa
secara obyektif bahwa IPA termasuk dalam kategori sulit menurut mereka
disamping Matematika dan IPS
Kenyataan
di kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA ada saja tingkah
laku anak yang kadang kala tidak sesuai dengan harapan guru, Seperti
bergurau dengan teman saat di terangkan, tidak mengerjakan PR, tidak mau
membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat diterangkan dan lain
sebagainya.
Gejala
tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.
Perilaku yang ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu
tindakan yang negatif yang akan menghambat pencapaian prestasi belajar.
Melihat
realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan sistem
pembelajaran, selama ini pembelajaran IPA yang dilaksanakan tanpa
menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga
menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
Dari
berbagai sumber dijelaskan bahwa siswa Sekolah Dasar belajar secara
holistik (menyeluruh).Konsep yang abstrak harus dikongkritkan dengan
media yang tentunya menarik minat peserta didik mengikuti pelajaran
sekaligus untuk mendalaminya.
Kita
memahami bahwa media pembelajaran saat ini telah berkembang dengan
pesat, namunkarena keterbatasan yang dimiliki SD Negeri Celep 01 maka
guru IPA yang ada di sekolah tersebut harus pandai-pandai memanfaatkan
sarana yang ada di sekitar sekolah untuk membuat pembelajaran lebih
menarik. Namun belum semua guru mampu memanfaatkan sarana ynag ada
disekitar sekolah untuk proses belajar mengajara bahkan cenderung tidak
pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Untuk
mengetahui benar tidaknya media lingkungan sekitar sekolah dapat
meningkatkan pemahaman anak akan peristiwa fotosintesis maka perlu
diadakan penelitian, yang selanjutnya penelitian ini diberikan judul Peningkatan
pemahaman siswa akan hasil fotosintesis melalui pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah pada siswa kelas V SD N Celep 01 Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010
Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
- Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tentang fotosintesis pada siswa Kelas V SD N Celep 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010?
- Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
- Membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010.
- Membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN Celep 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
- Bagi Guru
1) Multimedia tersebut dapat dijadikan sebagai contoh alat peraga yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
2)
Memberikan masukan bagi guru bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah dapat membantu dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa akan
peristiwa fotosintesis
b. Bagi Peserta Didik
1) Memberikan pembelajaran yang bermakna
2) Dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
Kajian Teori
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Hal
ini dapat dilihat dari beberapa definisi tentang belajar sebagai
berikut : menurut Muhibbin Syah (2004: 92) menjelaskan bahwa belajar
ditinjau secara institusional adalah proses validitasi atau pengabsahan
terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari.
Sedangkan belajar ditinjau dari kualitatif ialah proses memperoleh
arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di
sekeliling siswa.
Sedangkan
menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 85) menjelaskan belajar sebagai
berikut. 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. 2)
Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman. 3) Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus
relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang
cukup panjang. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Pengertian
belajar juga diungkapkan oleh Slameto ( 2003 : 2) “Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Pendapat lain tentang belajar dijelaskan Winkel ( 2005 : 59 ) yaitu “
Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam
interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan,
pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan
dan berbekas ” .
Dari
berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah
laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap
serta ketrampilan sebagai hasil pengalaman, latihan dan interaksi dengan
lingkungannya.
Untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal tergantung pada penggunaan teori
belajar yang baik pula. Teori belajar secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga golongan 1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya. 2) Teori
belajar menurut teori asosiasi dan 3) Teori belajar menurut ilmu jiwa
gestalt (Slameto, 2002: 9)
Menurut Zainal Arifin (1990: 2-3), Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian di dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
“hasil usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang cukup signifikan. Dalam
proses pembelajaran berhasil tidaknya proses pembelajaran selalu diukur
dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Muhibbin Syah (2004: 118)
berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar
menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”.
Sedangkan dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi
belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk,
1995: 768). Pendapat lain dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990: 3)
“Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan suatu hal”.
Dari
pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar
yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang
tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi
adapula yang memiliki prestasi belajar yang rendah.
Dalam
memperoleh prestasi belajar yang hendak dicapai dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah
(2004: 132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal, dan 3)
Faktor Pendekatan Belajar.
Prestasi
belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan
oleh guru. Dalam melaksanakan penilaiannya seorang guru dapat
menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Hal ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam
Seperti
yang tercantum dalam GBPP SD (1994 : 125) menjelaskan bahwa “Ilmu
pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian”.Sedangkan menurut Ensiklopedi
Indonesia (1981 : 1382) dijelaskan; Ilmu-ilmu alam (realita dari bahasa
latin realis)artinya nyata adalah Ilmu Pengetahuan alam yang bertujuan
merumuskan paham-paham dan hukum-hukum alam serta menciptakan
teori-teori secara sistematis berdasarkan paham-paham dan hukum-hukum
alam dibedakan antara lain Ilmu Alam yang menyelidiki alam bernyawa
meliputi ilmu-ilmu alam yang berpokok pada ilmu hayat (biologi) dan ilmu
alam yang menyelidiki alam yang tidak bernyawa meliputi ilmu fisika
,ilmu kimia dan ilmu bintang.
Dalam
internet dijelaskan science adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh
melalaui belajar dan latihan.Kata science dapat diartikan sebuah sistem
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.<http://www.sience made
simple.rom/20006).
Ruang Lingkup IPA yang Diajarkan Dalam Penelitian.
Dalam
penelitian ini penulis mencoba pembelajaran dengan penggunaan
multimedia pada materi IPA Kelas V semester II yaitu mengenai Sistem
Tata Surya. Materi ini dipilih karena jika hanya disajikan dengan media
gambar ataupun model biasa kurang menarik anak, akan lebih bagus jika
disajikan menggunakan multimedia.
` Dalam
buku Sains Kelas V Handayani (2002:100) Sistem tatasurya sendiri adalah
susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari, sembilan planet
berikut satelit yang mengelilinginya serta obyek lain yang menyertainya
seperti komet, asteroid dan meteorid. Sembilan planet dalam sistem tata
surya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto.
Di
dalam mempelajari IPA ada berbagai cara atau metode seperi yang
tercantum dalam buku metodik khusus pengajaran IPA di Sekolah Dasar
(1996 : 7) yakni : 1) Metode Ceramah; 2) Metode Demonstrasi; 3) Metode
Diskusi; 4) Metode tanya jawab; 5) Metode Pemberian Tugas
Cara Mengukur Prestasi Belajar IPA
Pengertian
evaluasi atau penilaian seperti tercantum dalam buku petunjuk
pelaksanaan penilaian (1990 : 31) bahwa “Penilaian adalah usaha
mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh,
tentang proses belajar mengajar yang telah dicapai oleh siswa melalui
kegiatan belajar mengajar”. Dari pengertian tentang penilaian tersebut,
diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap
pelajaran yang telah diberikan oleh guru serta akan dapat diketahui
letak kesulitan yang akan dicapai anak dalam belajar. Ini meliputi
bidang-bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik yang dilakukan secara
terus menerus”.
Tinjauan Tentang Lingkungan Sekitar
`Menurut
Syamsu Yusuf (2002: 35) lingkungan adalah keseluruhan fenomena
(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi
atau dipengearuhi perkembangan siswa. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(2004 : 28).lingkungan adalah semua kondisi–kondisi dalam dunia ini yang
dalamn cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Sehingga lingkungan adalah keseluruhan kondisi yang ada di sekitar
manusia yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi perkembangan siswa
dalam mencapai tugas perkembangan dan pertumbuhannya.
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 28 - 29) membagi lingkungan menjadi 3 bagian yaitu. 1) Lingkungan alam / luar (external or physical environment). 2) Lingkungan dalam ( internal environment). 3) Lingkungan sosial / masyarakat (social environment)
Adapun
menurut Anggani Sudono (2000: 81- 94) jenis objek baik hidup maupun
benda mati di lingkungan alam kita yang dapat dimanfaat sebagai sumber
belajar antara lain : 1. Tanah pasir dan daun; 2. Tanaman – tanaman
Bumbu Dapur; 3. Tanaman Palawija; 4. Tanaman Padi dan 5. Pepohonan
Kerangka Berpikir
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa anggapan dasar/kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Lingkungan alam merupakan segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuhan – tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk kepentingan hidup manusia.
- Sumber belajar adalah sarana yang memuat bahan-bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar - mengajar mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Dengan adanya sumber belajar dapat dimanfaatkan sebagai: (a) pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pengajarnya, (b) penyaji sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, maupun dibawa ke kelas, maka diganti dengan model, denah, sketsa, foto, film dan lain-lain; (c) penambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas; (d) pemberi informasi yang akurat dan yang terbaru; (e) pembantu memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran; (f) perangsang motivasi siswa dalam belajar dan perangsang siswa untuk berpikir, sehingga anak akan mudah menyampaikan pesan melalui cerita dan dapat berkembang lebih baik
- Ketersediaan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar akan dapat membantu pengembangan kemampuan bercerita anak dalam menjalani tugas perkembangannya demi menjadi manusia yang dapat menyelesaikan tugas perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak membutuhkan sarana atau sumber belajar untuk menunjang kegiatan belajarnya.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis
adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenaran masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris (Sumadi
Suryabrata, 2003: 21). Oleh karena itu agar rumusan jawaban dipecahkan,
maka seorang peneliti memerlukan suatu pedoman yang digunakan sebagai
tuntunan.
Berdasarkan
landasan teori dan pengertian hipotesis di atas serta kerangka
pemikiran maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut: melalui
pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman
siswa akan hasil fotosintesis siswa kelas V SD N Celep 01 Nguter
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Celep 01 Nguter Kabupaten
Sukoharjo. Adapun alasan pemilihan SD Negeri Celep 01 Nguter
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan selama selama 2 bulan
mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Nopember 2009.
Subjek Penelitian
Yang
menjadi Subjek tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri Celep 01 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa yang diteliti ada 21
siswa. Adapun dari 21 siswa terdiri 12 siswa perempuan dan 9 siswa
laki-laki.
Sumber Data
Data
atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam
penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan
digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan
dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain 1) Informasi data dari
nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V serta wali kelas V. 2) Arsip
nilai ulangan harian mapel IPA. 3) Hasil pengamatan pelaksanaan
pembelajaran dengan alat peraga multimedia
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumen dan tes.
Validitas Data
Di
dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya
diukur atau di teliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data
digunakan triangulasi data, dan triangulasi metode.
Teknik Analisis Data
Dalam
penelitian ini digunakan model induktif interaktif. Model analisis ini
memiliki tiga komponen pokok analisis yaitu reduksi data, sajian data
dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.
Indikator Kerja
Indikator kerja dalam adalah apabila kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam mengerjakan tugas test yang diberikan adalah kecil dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan sempoa, siswa yang mendapatkan nilai tuntas belajar mencapai sebesar 80 % dari seluruh siswa yang ada.
Prosedur Penelitian
Kegiatan
penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus setiap siklus melalui 4 tahap
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Setiap Siklus
Dalam pengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Data Nilai siswa sebelum perlakuan pengajaran siklus
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.
Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 40 ada 1 orang, nilai 50 ada 3
orang; nilai 60 ada 4 siswa; nilai 65 ada 4 siswa; nilai 70 ada 4 siswa
nilai 75 ada 3 orang dan nilai 80 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 40 dengan demikian
rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 65.
b. Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 5 orang
c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 12 orang
d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 4 orang
e.
Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai
65 ke atas) sebanyak 13 orang dari jumlah 21 siswa atau 61,91 %,
sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 8 orang dari jumlah 21 siswa
atau 38,09 %.
Berdasarkan data diatas apabila dibuat dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus I
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.
Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 50 ada 1 siswa, nilai 60 ada 3
siswa; nilai 70 ada 7 siswa; nilai 75 ada 5 siswa; nilai 80 ada 3 siswa;
nilai 85 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 85 dan nilai terendah 50 dengan demikian rata – rata yang
diperoleh siswa sebesar 72.
- Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 10 orang
- Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 10 orang
- Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 1 orang
- Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 65 ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 21 siswa atau 80,95 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 4 orang dari jumlah 21 siswa atau 19,05 %.
Dari data di atas apabila disusun dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus II
Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
a.
Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 1 siswa; nilai 70 ada 4
siswa; nilai 75 ada 6 siswa; nilai 80 ada 5 siswa, nilai 85 ada 3 siswa,
dan nilai 90 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 90 dan nilai terendah 60 dengan demikian rata – rata yang
diperoleh siswa sebesar 77.
- Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 16 orang
- Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 5 orang
- Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 orang
- Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 65 ke atas) sebanyak 20 orang dari jumlah 21 siswa atau 95,24 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 21 siswa atau 4,76 %.
Dari data di atas apabila disusun dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Dari pembahasan diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum Siklus, Siklus I dan Siklus II pada tabel sebagai
Tabel 3 : Perbandingan Prestasi IPA Siswa Kelas V antara sebelum Silus Siklus I, II
No
|
Uraian
|
Frekuensi
| ||
Sebelum Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
| ||
1
|
Nilai 40
|
1 siswa
|
-
|
-
|
2
|
Nilai 50
|
3 Siswa
|
1 Siswa
|
-
|
3
|
Nilai 60
|
4 siswa
|
3 siswa
|
1 siswa
|
3
|
Nilai 65
|
4 siswa
|
- siswa
|
siswa
|
4
|
Nilai 70
|
4 siswa
|
7 siswa
|
4 siswa
|
5
|
Nilai 75
|
3 siswa
|
5 siswa
|
6 siswa
|
6
|
Nilai 80
|
2 siswa
|
3 siswa
|
5 siswa
|
7
|
Nilai 85
|
-
|
2 siswa
|
3 siswa
|
8
|
Nilai 90
|
-
|
-
|
2 orang
|
9
|
Nilai Rata - rata
|
65
|
72
|
77
|
10
|
Siswa Tuntas
|
13 siswa
|
17 siswa
|
20 siswa
|
11
|
Prosentase Siswa Tuntas
|
61,91 %
|
80,95 %
|
95.24 %
|
12
|
Siswa Tak Tuntas
|
9 siswa
|
4 siswa
|
1 siswa
|
13
|
Prosentase Siswa Tak Tuntas
|
38,09 %
|
19,05 %
|
4,76 %
|
Dari tabel diatas secara sederhana dapat dibuat grafik sbb
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari
hasil yang diperoleh terlihat bahwa sebagian siswa belum tuntas dalam
belajarnya ( pada siklus I ) dikarenakan penggunaan lingkungan sekolah
yang kurang spesifik dari guru sehingga kurang dapat membangkitkan siswa
dalam belajar dengan optimal, sehingga siswa belum dapat menyerap
materi yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. Setelah refleksi
diri guru mengubah media pembelajaran lingkungan tanpa kertas kerja
siswa dengan alat peraga lingkungan dengan penambahan lembar kerja yang
hrus diisi saat pengamatan yang memungkin siswa mengamati dan
memperhatikan dengan baik. Hal ini dilakukan untuk penguatan siswa dalam
memahami materi ternyata hasilnya lebih baik daripada siklus I (pada
siklus II ). Suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat bergairah
kalau ditinjau dari tes formatif ternyata ada peningkatan nilai
rata-rata kelas dari 72 menjadi 77. Dengan melihat hasil di atas maka
dapat dijelaskan: Dari perhitungan rata-rata nilai yang diperoleh anak
pembelajaran setelah siklus pertama dan setelah siklus kedua serta
ketiga menunjukkan bahwa selalu ada peningkatan yang cukup baik hal ini
menunjukkan bahwa siswa semakin menguasai materi pelajarannya jika
dalam penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran
yang bersifat interaktif dalam proses belajar sehingga ia akan
mendapatkan hasil belajar yang baik.
Berdasarkan
hasil penelitian telah dianalisis menunjukkan bahwa media pembelajaran
memiliki hubungan dengan prestasi belajar. Adapun penjelasan hubungan
antara ketersediaan media pembelajaran dengan prestasi belajar dapat
dijelaskan sebagai berikut.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam bab IV dapat diketahui bahwa.
- Nilai rata pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis siswa Kelas V pada sebelum siklus sebesar 64, pada siklus I sebesar 72 dan pada siklus II sebesar 77 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari sebelum siklus ke siklus I selanjutnya ke siklus II.
- Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan angka sebesar 61,91 % (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa ), pada siklus I sebesar 80,95 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa )dan pada siklus II sebesar 95,24 % ( 20 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan
keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut :
Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan
pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SD negeri
Celep 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
- Kepada Siswa
- Hendaknya siswa mengadakan peningkatan efektivitas belajar, karena dengan meningkatkan efektivitas belajar berarti meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Menggunakan media pembelajaran secara optimal sesuai dengan pokok bahasan terutama sumber belajar yang dirancang.
- Media pembelajaran yang dimanfaatkan, misal TV, perpustakaan, sarana multimedia dan buku
- Kepada Guru
- Agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar-mengajar.
- Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara belajar yang baik.
- Kepada Sekolah
- Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.
- Menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran IPA.
- Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Aristo Rahadi .2003 Media pembelajaran .Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan
Dedi Supriyadi. 2000. Anatomi Buku Sekolah Di Indonesia. Yogyakarta : Adi Cita
________. 2002. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta : Adi Cita.
Depdikbud, 1995. Kurikulum SD tahun 1994. Jakarta : Depdikbud
Dimiyati Mahmud, 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta : BPFE
Handayani,2002.Sains Kelas V .Klaten : CV Sahabat
Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosda Karya
‘’Multimedia Pembelajaran” http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia diakses tanggal 4 April 2008
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.
Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rochiati Wiriaatmadja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya
Setijadi, 1999. DefinisiTeknologi Pendidikan: Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana Nana. 1989. Teknologi Penelitian. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Renika Cipta.
_________, 2002. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sumadi Suryabrata, 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suwana.2005 Macam- macam Media Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud
UU RI No. 23.2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : DPR RI.
Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Jogyakarta: Media Abadi.
Biodata Penulis:
1.Nama : Ahmad Turmudi, S.Pd
2.NIP: : 19630809 198508 1 002
3. Unit Kerja : SD Negeri Tanjungrejo 02 Nguter Sukoharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar